March 28, 2010

How to Prevent the Bad Impact from Climate Change?



Sebagai generasi muda yang tinggal dan hidup di bumi ini sudah sepatutnya kita untuk mencegah segala sesuatu yang dapat membahayakan bumi-perubahan iklim secara global. Tentunya seluruh warga dunia sangat menyayangkan jika hal ini terjadi. Oleh karena itu, kita sebagai generasi muda harus mempertahankan kehijauan bumi yang sudah jauh dari kata normal selayaknya keadaan bumi dulu. Berikut akan kami paparkan beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah perubahan iklim global.

1. Hentikan Deforestasi

Deforestasi yang pesat dan kebablasan mengakibatkan tingginya emisi gas rumah kaca yang menjadi salah satu penyebab perubahaan iklim.

Deforestasi global bertanggung jawab atas sekitar 20% emisi gas rumahkaca. Untuk meminimalisasi perubahan iklim salah satunya adalah dengan menghentikan deforestasi. Dengan pilihan yaitu negara-negara industri memberikan sekitar €30 milyar tiap tahunnya untuk menghentikan deforestasi.

2. Hemat Energi Listrik Cegah Perubahan Iklim

Perubahan iklim merupakan akibat dari pemanasan global yang dipicu oleh efek rumah kaca. Efek rumah kaca ini akibat karbondioksida (CO2). Ada tiga faktor yang sangat mempengaruhi perubahan iklim, yakn, transportasi, industri, dan rumah tangga. Ketiganya merupakan penyumbang emisi CO2.

Cara lain mencegah perubahan iklim adalah adalah dengan menghemat penggunaan alat-alat elektronik atau listrik. Misalnya, efektif menggunakan komputer. Alat-alat elektronik atau listrik juga menyumbang CO2.

Dalam hal transportasi, disarankan untuk menggunakan transportasi massal. Karena, gas buang dari kendaraan juga mempercepat terjadinya perubahan iklim.

What is The Impact of Climate Change?



Pengaruh buruk pemanasan global ternyata jauh lebih parah dari semua perkiraan berdasarkan asumsi yang terukur saat ini. Kerusakan yang dapat ditimbulkan akibat naiknya suhu Bumi dalam seabad ke depan mungkin sangat buruk. Diantaranya yaitu:

1.Peningkatan Permukaan Air Laut

Kenaikan suhu bumi dapat mencairkan es di daerah kutub. Menurut IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change), dalam 100 tahun terakhir telah terjadi peningkatan air laut setinggi 10-25 cm. Sementara menurut laporan Greenpeace, diperkirakan pada tahun 2100 mendatang akan terjadi peningkatan air laut setinggi 19-95 cm. Peningkatan air laut setinggi 1 meter akan mengakibatkan hilangnya pulau atau daratan di dunia termasuk Indonesia.

Naiknya permukaan air laut akan mengakibatkan kurangnya daya tahan pesisir pantai sehingga rentan tehadap erosi. Hal ini juga mengakibatkan rusaknya berbagai infrastruktur dan pemukiman di tepi pantai. Fenomena ini bisa menimbulkan pengungsian.

2.Hilangnya Berbagai Jenis Keaneragaman Hayati.

Perubahan suhu bumi yang tidak menentu mengakibatkan hilangnya spesies flora dan fauna karena tidak dapat beradaptasi, dan sekitar 20-30 persen spesies tanaman dan hewan akan punah bila suhu rata-rata global naik 1,5-2,5 derajat Celsius. Selain itu, naiknya suhu air akan meningkatkan keasaman laut. Bertambahnya Karbon dioksida di atmosfer diperkirakan membawa dampak negatif pada organisme laut seperti terumbu karang (cloral bleaching) dan punahnya spesies lain yang bergantung pada organisme tersebut. Sehingga diperkirakan sekitar 80% spesies tanaman dan binatang akan punah dalam satu abad mendatang.

Pemanasan global yang juga menimbulkan bencana akibat topan, banjir dan badai, kira-kira 150.000 jiwa tewas setiap tahunnya. Tahun 2003, gelombang udara panas di Eropa menelan 25.482 jiwa dalam 20 tahun mendatang (sumber data WHO, UNEP, dan World Meteorology Council)

3.Kesehatan

Penduduk dengan kapasitas beradaptasi rendah akan semakin rentan terhadap diare, gizi buruk, serta berubahnya pola distribusi penyakit-penyakit yang ditularkan melalui berbagai serangga dan hewan. Hal ini disebabkan oleh naiknya suhu udara yang menyebabkan masa inkubasi nyamuk semakin pendek. Dampaknya, penyakit yg ditularkan nyamuk akan berkembang biak dengan lebih cepat.

Di sisi lain, mencairnya es di kutub akan menimbulkan pemuaian massa air laut dan kenaikan air laut, sehingga hal ini akan menurunkan produksi tambak ikan dan udang. Adapun dampak akumulatif dari keadaan ini adalah meluasnya bencana kelaparan dan meluasnya gizi buruk. (isa,uri)

March 27, 2010

What Cause Climate Change?


Climate Change merupakan kata yang tidak terpisahkan dari Global Warming. Climate Change sendiri merupakan dampak yang ditimbulkan dari Global Warming. Iklim Bumi tidak lagi menentu, musim panas menjadi lebih lama atau daerah tropis menjadi lebih lembab dari biasanya. Climate Change yang telah kita rasakan dampaknya selama beberapa kurun waktu belakangan ini juga dikarenakan aktivitas manusia yang bertahun-tahun menyumbang karbondioksida dan senyawa kimia lainnya dari penggunaan bahan bakar fosil yang merupakan emisi gas rumah kaca.

Perubahan iklim global juga memilki penyebab yang global pula, yaitu mulai dari teknologi industri sampai lingkungan yang semuanya merupakan andil manusia. Misalnya penggunaan bahan bakar fosil seperti minyak bumi, gas alam dan batu bara, karena pembakarannya melepas senyawa kimia berbahaya seperti karbondioksida dan metana. Lalu, rusaknya lingkungan yang membuat karbondioksida dengan mudahnya pergi ke atmosfer tanpa ada yang menyerap, otomatis menambah lagi emisi gas rumah kaca. Selanjutnya dikarenakan pesatnya pertumbuhan teknologi dan industri saat ini. Kehidupan sehari-hari manusia tidak luput dari teknologi dan industri, aktivitas manusia yang cenderung berlebihan memanfaatkan teknologi dan industri pun turut menyumbang emisi gas-gas rumah kaca. Untuk hal kecil misalnya penggunaan AC, lemari es (dalam keadaan terbuka) dan segala pemborosan listrik lainnya, termasuk ribuan kendaraan bermotor yang menyumbangkan polusi untuk Bumi setiap harinya.
Dan satu lagi masalah yang selalu ada di mana-mana, yaitu sampah. Timbunan barang-barang sisa tersebut ternyata menghasilkan emisi berupa metana yang merupakan penyebab Global Warming 21 kali lebih cepat daripada karbondioksida.

Dari masalah-masalah yang telah dipaparkan, manusia berperan aktif menyebabkan perubahan iklim (Climate Change), mulai dari rusaknya lingkungan dan alam sekitar sampai pemanfaatan energi listrik secara berlebihan yang pada akhirnya menghasilkan emisi gas-gas rumah kaca seperti karbondioksida, metana, dan uap air dengan jumlah yang berlebih kemudian menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan ke Bumi, dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi dengan kapasitas yang berlebih pula. (sna)

What is Climate Change?


Apa sih climate change itu sebetulnya? Kalau kita terjemahkan ke Bahasa Indonesia, pastilah jawabannya perubahan iklim. Tapi jika kita lihat dari segi istilah, climate change adalah perubahan dalam distribusi statistik cuaca selama periode waktu yang berkisar dari puluhan tahun sampai jutaan tahun. Hal ini dapat menjadi rata-rata perubahan cuaca atau perubahan dalam distribusi peristiwa cuaca di sekitar rata-rata (misalnya, lebih besar atau lebih sedikit peristiwa cuaca ekstrim).

Dalam penggunaan baru-baru ini, terutama dalam konteks kebijakan lingkungan, perubahan iklim biasanya mengacu pada perubahan dalam iklim modern. Ini mungkin memenuhi syarat sebagai antropogenik perubahan iklim, lebih umum dikenal sebagai "pemanasan global" atau "antropogenik pemanasan global". Perubahan iklim ini tidak hanya mungkin terbatas ke suatu wilayah, tetapi memungkinkan terjadi di seluruh bumi.(yas)