July 28, 2010

Belajar dari 'Negeri Sakura'

Tahukah kamu ada fenomena menarik yang pernah terjadi di Jepang?

Di Kota Minamata semuanya terjadi. Penyakit berbahaya yang menghantui kota ini selama kurun waktu yang cukup lama sampai-sampai memakan korban lebih dari 2000 orang di tahun 1956. Penyakit ini berakibat kerusakan pada sisem saraf manusia akibat kandungan metil merkuri yang masuk dalam tubuh,

Berbagai opini mengemukakan pendapatnya penyebab dari bencana ini. Salah satunya mengatakan bahwa penyebabnya adalah karena warga Jepang gemar memakan ikan laut. Sedangkan pada saat itu populasi ikan dan kerang yang ada dalam Teluk Minamata tercemar akibat limbah pabrik pupuk kimia yang diproduksi oleh Chisso Corporation. Diperkirakan sebanyak 27 ton metal merkuri yang dibuang ke Teluk Minamata sejak 1932-1968.

Sejak peristiwa ini terjadi warga Minamata lebih giat dalam menanggulangi masalah polusi demi memulihkan keadaan lingkungannya. Untuk rencana nasional pemerintah Jepang telah meluncurkan proyek pencegahan polusi, diantaranya reklamasi pantai Teluk Minamata yang sekarang menjadi eco park. Sedangkan warganya sendiri juga sangat pedli terhadap lingkungan yang mereka tempati. Mereka menanggulangi permasalahan sampah rumah tangga. Di rumah mereka sendiri juga diharuskan menyediakan 22 jenis tempat pemilahan sampah yeng berbeda. Memisahkan botol-botol berdasarkan warnyanya, kaleng-kaleng berdasarkan behannya. Sedangkan jenis sampah berbahaya dan beracun seperti lampu neon dan baterai dikirim ke tempat pengolahan sampah khusus yang berada di Hokaido.

Cara seperti ini juga layak ditiru di Negara kita. Mengingat keadaan bumi yang sudah semakin menggelisahkan. Mungkin contoh terdekat di sekitar ibukota adalah Bantar Gebang. Disana kita dapat memanfaatkan limbah sampahnya menjadi pupuk organic. Serta mulai menghimbau pemilik sampah rumah tangga agar mengkondisikan sampah-sampah mereka sebaik mungkin. Seperti mengelompokkannya dengan sampah-sampah yang sejenis. Ataupun mendaur ulang sampah-sampah tersebut untuk memperlama masa hidupnya.

Pembenaran ini harus dimulai dari detik ini. Segera lakukan hal sekecil apapun untuk melakukan perubahan yang besar demi masa depan bumi kita. Jangan menunggu hingga Indonesia memiliki gunung sampah.

No comments:

Post a Comment